Foke: Banjir itu jika Air Tidak Gerak Selama 24 Jam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Fauzi Bowo menilai air yang tergenang dapat dikatakan banjir bila tidak ada pergerakan minimal selama 24 jam. Namun bila kurang dari 24 jam, air itu berangsur surut, maka itu tidak bisa dikatakan banjir.

Orang nomor satu di Jakarta tersebut mengungkapkan hal tersebut usai meninjau 10 titik rawan banjir menggunakan helikopter bersama Menkokesra Agung Laksono.

Pria yang biasa disapa Foke ini mencontohkan bila air bergerak surut dalam kurun waktu delapan jam, maka ia lebih berpendapat hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai banjir.

"Banjir itu kalau air itu menggenang begitu saja selama dua hari atau minimal tidak ada pergerakan selama 24 jam. Kalau delapan jam ada pergerakan air, saya lebih berpendapat itu bukan banjir," ujar Foke, Selasa (22/11/2011) di Balai Kota.

Foke pun menuturkan penyebab banjir di Jakarta tak bisa digeneralisir dan saat ditanya Menkokesra apa solusi yang bisa diambil untuk mengatasi banjir di Jakarta, adalah membangun sistem polder.

"Saya bilang sama Pak Menteri, kita fungsikan sistem polder yang sudah ada. Yang belum ada, kita bangun. Satu di antara titik rawan banjir itu ada di sepanjang aliran sungai Ciliwung," ucapnya.

Dikatakan Foke, warga sekitar sungai Ciliwung juga masih banyak yang membuang sampah sembarangan. Menurutnya, hal itu mencemari sungai dan menjadi satu di antara penyebab banjir.

"Kalau mau lihat sampahnya, tunggu saja di Kalibata atau Manggarai. Banyak sampah yang tertahan di situ. Dibutuhkan perubahan perilaku mendasar dari warga Jakarta itu sendiri," imbuhnya.